Satu Catatan bertanggal 22 November 2008 yang Mendadak Ditemukan


Jam 2. Benar-benar pagi, ketika kami berlima lapar, dan kaus-kaus yang belum disablon masih bertebar. Sesekali tawa berkelebat, mengiris dinding-dinding lambung kami yang sejak tadi sepi. Lalu semua sepakat. Kami berdua berangkat. Aku dan seorang kawan.

Ciputat mungkin tak seramai Jakarta, meski begitu di waktu malam lampu-lampu tetap semarak. Tapi di mana kami mesti mencari penjual nasi yang pulang terlalu pagi, atau sudah keluar terlalu dini? Di depan sana ada sebuah pom bensin yang terang, juga ada #FC (saya tak mungkin menyebut mereknya, ini etika zaman modern),  gerai junk food yang nyaman.

Di depan pintunya yang transparan, dibukakan penjaganya yang ramah dan rupawan, kami berdua mendadak saling pandang dan tertawa. Betapa jauh dunia aktivisme bertahun-tahun menjaga kami dari tempat-tempat begini, tempat-tempat yang katanya membawa uang-uang kita ke luar negeri.

Di dalam, sambil menunggu pesanan, di bawah semburan ac yang wangi. Aku berharap semoga tak ada kaca yang terkena sinar sedemikian rupa hingga mampu memperlihatkan kepada para tuannya betapa canggung wajah kami.

(pernah dipublikasi di Facebook pada Desember 2010)

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar