Hujan dan Sepotong Roti di Warung Kopi
Malam adalah beberapa waktu di warung kopi, adalah
jerit radio yang serak melawan tetes hujan terserak
atau ia lupa meletakkan gelombang
dengan tepat?
sejenak ingat korban mutilasi
di televisi. Seperti kisah si Pitung –entah
bagian mana terkubur di Marunda?
lalu saya gugup menyuap potongan roti
gugur hujan ini seperti upacara
tahlil tahun lalu; paduan suara
untuk cerita yang menghabisi nyawa kita
semoga masih ada isak yang tersisa
di sini,
malam adalah jerit radio yang serak
entah gelombang suara yang
tak akurat, atau rintik hujan yang terserak.
Ciputat, 20 Februari 2005
Melanggan artikel lewat email